Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal (Studi Kasus Jl. Imam Bonjol – Jl. Pagar Alam)
Main Article Content
Abstract
Simpang Jl. Imam Bonjol – Jl. Pagar Alam termasuk simpang tak bersinyal yang sering mengalami kepadatan arus lalu lintas. Pada persimpangan jalan, sering terjadi kemacetan pada waktu-waktu tertentu yaitu pada pagi dan sore hari. Tujuan penelitian untuk mengetahui aru lalu lintas (Q) dan kapasitas simpang (C), menganalisis derajat kejenuhan dan besarnya tundaan, dan mengetahui tingkat pelayanan. Metode yang digunkan untuk menganalisis kinerja ruas jalan pada simpang menggunakan metode Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI, 2014). Kesimpulannya arus lalu lintas tertinggi sebesar 1881,3 skr/jam dan kapasitas simpang sebesar 3002 skr/jam untuk hari senin dan arus lalu lintas tertinggi sebesar 2122,3 skr/jam dan kapasitas simpang sebesar 2968 skr/jam untuk hari sabtu yang artinya kepadatan pada simpang tersebut sudah ramai dan mengakibatkan sedikit kemacetan pada jam sibuk. Nilai derajat kejenuhan pada hari senin 0,63 dan hari sabtu 0,72 serta tundaan berhenti 11,05 det/skr untuk hari senin dan 12,11 det/skr untuk hari sabtu yang artinya kondisi pada simpang tersebut mulai tidak stabil dan kecepatan menurun. Tundaan yang didapatkan bahwa tingkat pelayanan simpang tak bersinyal pada saat ini berada pada tingkat C yang artinya tingkat pelayanan pada simpang tersebut masih dikategorikan baik karena rentan tundaan antara 11-20 det/skr.
Downloads
Article Details
References
. Constanti, N. (2017). Studi Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal Jalan Ranu Grati–Jalan Danau Toba Kota Malang (Doctoral dissertation, ITN Malang).
. Direktorat Jenderal Bina Marga. (2014). Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI). Jakarta.
. Firdausi, M., & Dacosta, A. K. O. (2021). Analisis Konflik yang Berpotensi Menyebabkan Kecelakaan pada Simpang Tak Bersinyal (Studi Kasus: Persimpangan Jalan Raya Rungkut Menanggal – Jalan Kyai Abdul Karim Kota Surabaya) In Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan (Vol. 9, No. 1, pp. 186-192).
. Hariyanto, J. (2004). Sistem Pengendalian Lalu Lintas Pada Pertemuan Jalan Sebidang. Sumatera Utara: Jurnal Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
. Ibitoye, B. A., AbdulWahab, R., & Bamidele, A. (2017). Evaluation of Collision Potential at Four-Legged Unsignalized Intersection Using Traffic Conflict Technique. European Journal of Engineering and Technology Research, 2(3), 1-4.
. Indonesia, P. R. (2004). Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan. Sekretaris Negara Republik Indonesia, Jakarta.
. Lubis, K. (2008). Analisa Arus Lalu Lintas Di Persimpangan Tanpa Sinyal Pada Jam Puncak. http://repository.uma.ac.id/handle/123456789/13210.
. Luttinen, R. T. (2004). Capacity and Level of Service at Finnish Unsignalized Intersections. (pp. 210). (Finnra Reports; No. 1/2004).
. Munawar, Ahmad. (2006). Manajemen Lalu Lintas Perkotaan, Yogyakarta:Beta Offset.
. Pangerapan, M. L., Sendow, T. K., & Lintong, E. (2018). Studi Perbandingan Perencanaan Tebal Lapis Tambah (Overlay) Perkerasan Lentur Menurut Metode Pd t-05-2005-b dan Manual Desain Perkerasan Jalan 2013 (Studi Kasus: Ruas Jalan Bts. Kota Manado-Tomohon). Jurnal Sipil Statik, 6(10).
. Rorong, N., Elisabeth, L., & Waani, J. E. (2015). Analisa Kinerja Simpang Tidak Bersinyal di Ruas Jalan S. Parman dan Jalan DI. Panjaitan. Jurnal Sipil Statik, 3(11).